Bolarius | Indonesia tak bisa mengulangi prestasinya musim lalu saat menempati posisi keempat di Homeless World Cup. Di tahun ini, Rumania akan jadi lawan 'Merah Putih' dalam perebutan posisi ketujuh.
Ini terjadi setelah semalam Indonesia kalah 2-5 dari Portugal dalam perebutan tempat kelima.
Kini Rumania akan jadi lawan terakhir Indonesia untuk perebutan tempat ketujuh, Minggu (18/8). Meski gagal mengulangi prestasi musim lalu namun secara keseluruhan performa di HWC 2013 ini cukup menggembirakan dengan beberapa catatan terutama di sisi penyelesaian akhir.
Sebelumnya, Indonesia dikalahkan juara bertahan Chile dengan skor 3-11. Menurut Bonsu, para pemain Amerika Latin seperti Chile memang memiliki kematangan teknik dan kepercayaan diri yang tinggi saat menguasai bola.
"Permainan sudah meningkat dibandingkan dengan saat melawan Chile. Tapi penyelesaian yang kurang matang sehingga tidak jadi gol," kata dia seusai pertandingan dalam rilis yang diterima detiksport.
"Ketenangan itu yang belum ada di pemain Indonesia. Mungkin masih muda sehingga terlalu bersemangat, jadi tidak sabar," sambungnya.
Meski kalah dua kali berturut-turut pada Hari Kemerdekaan Indonesia ke-68 tahun, para pemain Indonesia ini tetap bisa melemparkan senyuman kepada tim lain dan penonton yang memenuhi tribun. Justru melalui senyuman itu, para penonton dan sebagian besar tim peserta HWC 2013 mengapresiasi permainan tim Indonesia.
Tidak hanya pemain, wasit-wasit yang datang secara sukarela untuk bertugas dalam kompetisi ini pun sangat senang dengan tim Indonesia. Paul Nagiegaal dari Belanda mengatakan, para pemain Indonesia sangat hebat.
"Mereka selalu berterima kasih buat apapun. Ketika kami meniup peluit pelanggaran, mereka selalu meminta maaf. Itu baik," ujar Paul.
Mengomentari dua kekalahan beruntun itu, Dimas Saputra Ramadhan, salah seorang pemain yang berasal dari Jawa Timur memaparkan, dirinya sama sekali tidak pernah membayangkan akan membawa nama Indonesia dalam turnamen sepakbola jalanan tingkat internasional.
“Biar kalah tapi saya senang bermain di sini. Masuk Persebaya saja tidak bisa, tapi sekarang bisa bawa nama Indonesia,” ujar dia.
Semenjak datang ke Poznan, Polandia, tim Indonesia sudah mendapatkan sambutan dari para pemain negara lain. Selain potongan rambut Mohawk-nya yang berwarna merah, para pemain Indonesia terbilang paling banyak menyapa orang.
Padahal, dari delapan pemain, hanya ada dua saja yang bisa berbahasa Inggris. Meski demikian, sedikitnya tiga pemain Indonesia termasuk Dimas sudah mendapatkan rekan dari negara lain yang bersedia menukarkan baju timnya.
Menyoal pertandingan melawan Rumania, Dimas mengaku tidak terlalu memikirkan hasilnya. Menurut dia, kehadirannya di HWC saja sudah merupakan sebuah pencapaian prestasi baginya.